Suatu hari Lala, pacar Dirman yang baru
(baru banget, masih ada labelnya) sedang duduk cantik dengan temannya yang
bernama Rully. Mereka membicarakan tentang kencan pada suatu malam.
"Kalau pacar kamu ngasih mawar,
putusin aja.”
Coba tela'ah deh. Mawar, maw-war, dia mau
ajak kamu WAR alias perang alias PUTUS, Laaa... -Hasut Rully.
Lala manggut-manggut.
"Tapi kemarin Dirman bawain aku bunga
Lavander.” -Ucap Lala
"Lah, harusnya bunga lavyu atau
lavlala, nah Ender siapa?!!! itu pertanda banget, Laaa!!!.” -Rully makin
bernafsu
Lala termenung.
"Eh, Dirman pernah kasih aku bunga
aster. Artinya apa?” –Tanya Lala
“Kenapa dia cuman kasih aster, harusnya
bunga astest dong.. yang terbaik untuk wanita terbaik.”
Lala sedih. Dia tidak bisa berkata apa-apa
lagi. Galau, hatinya sakit.
Kalau patah jadi dua, kalau hancur
berkeping-keping, maka lavelnya bukan lagi patah hati, ini hancur hati! Hancur…
cur… cur…
Tiba-tiba Dirman menelepon.
Lala menyemprot Dirman tapi tentu saja
tidak kena karena bukan telepon 4D yang bisa menghantarkan semprotan Lala
mengenai Dirman.
“Kamu kenapa sih mau pacaran sama aku,
Dir?” –Tanya Lala
“Kan aku gamer, La dan kamu tuh makhluk
game as-in banget. Gimana aku tidak jatuh cinta?” –Jawab Dirman
“Oh, jadi aku cuman mainan?”
“Bukan, kamu kan Lala, kalau mainan kan
namanya Toy.”
“Jangan membela diri terus. Emang kamu
amoeba??” –Sahut Lala
“Tapi aku tidak membela diri, La, aku
megutarakan isi hati agar tidak membarat.” –Terang Dirman mantap
“Sudah, janganlah kamu galau lagi..” –Bujuk
Dirman
“Baiklah aku sayang kamu, Dirman.”
“Aku juga sayang kamu, Lala.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar